post-image

DPD IKM Kabupaten Belitung Timur Berpartisipasi Pada Gelaran Parade Figur Rempah di Manggar Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Belitung Timur – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Keluarga Minangkabau (DPD IKM) Kabupaten Belitung Timur ikut berpartisipasi pada gelaran Parade Figur Rempah Tahun 2024.

Parade Figur Jelajah Pesona Jalur Rempah (JPJR) Belitung Timur dengan tema "Jejak Peradaban Urang Darat” berlangsung di Taman Kota Manggar, Sabtu (7/9/2024).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Timur Hendri mengatakan parade dilaksanakan sebagai wadah para pelaku seni budaya untuk mengekspresikan kreatifitas serta melestarikan budaya.

"Event ini sebagai ajang promosi potensi budaya, kepariwisataan dan ekonomi kreatif Beltim hingga meningkatkan kreatifitas pelajar, pemuda dan masyarakat untuk melestarikan kebudayaan," jelas Hendri.

Dalam parade tersebut, DPD IKM Kabupaten Belitung Timur menampilkan penampilan yang mengusung tema arak-arakan pengantin Minang. Terdapat tiga pasang pengantin bersama para pengiringnya. Tidak kurang dari tiga puluh orang Minang di Belitung Timur terlibat sebagai peserta pada arak-arakan ini.

Novera Kat Zumi selaku Sekretaris DPD IKM Kabupaten Belitung Timur sekaligus koordinator kegiatan ini mengungkapkan bahwa warga Minang yang ada di Belitung Timur merasa bangga bisa tampil maksimal dalam kegiatan ini. Dibuktikan dengan banyaknya anggota IKM yang ikut berpartisipasi hingga melampaui kuota yang ditetapkan panitia.

“Panitia menetapkan 20 orang paling banyak dalam satu regu, tapi kami 30 orang,” ungkapnya.

Selain banyaknya anggota IKM yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, kostum yang dipakai para pengantin juga salah satu bukti bahwa warga Minang yang ada di Belitung Timur sangat antusias dan memiliki semangat yang tinggi untuk terlibat aktif.

Novera Kat Zumi menjelaskan bahwa kostum pengantin yang dikenakan oleh peserta parade merupakan pakaian daerah Minangkabau yang asli seperti yang biasa dikenakan pengantin Minangkabau beserta penggiringnya. Menurutnya, hal ini dilakukan mengingat terdapat beberapa aturan khusus di dalam pakaian adat Minang yang tidak boleh dilanggar. Sehingga untuk menjaganya, Novera merasa perlu mendatangkannya langsung dari kampung halaman, Sumatera Barat.