post-image

Ikatan Keluarga Minangkabau Gelar Turnamen Golf Open 2025

Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) mengelar turnamen Golf Open untuk memperebutkan piala bergilir Menteri Kebudayaan.

Turnamen digelar di Permata Sentul Golf Club, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/4/2025). Ketua DPW IKM Jakarta Braditi Moulevey menjelaskan, kegiatan ini diikuti oleh 160 peserta yang merupakan perantau minang dari berbagai daerah.

Bukan hanya dari Jakarta, tetapi juga ada yang berasal dari Jawa Timur hingga pulau Kalimantan. “Ada 160 orang peserta dan itu sudah maksimal, ya. Masih banyak juga yang mendaftar, tetapi, karena keterbatasan jumlah peserta, kami belum bisa menerimanya. Alhamdulillah bisa dikatakan acara hari ini cukup sukses,” ucap Levi. Levi mengatakan turnamen ini digelar bukan hanya sebagai ajang olahraga, tetapi juga sebagai momentum untuk silaturahmi dan mempererat hubungan kekeluargaan diantara para perantau minang.

“Jadi, ini juga bukan hanya olahraga, tapi juga ajang silaturahmi, bisa berkumpul, bisa saling tukar informasi. Karena bukan hanya dari Jakarta, ada dari Padang yang datang, dari Jawa Timur, juga ada dari Kalimantan. Saya rasa ini merupakan momen atau olahraga yang pas untuk kita adakan,” ujarnya. Levi mengatakan dalam turnamen Golf Open ini juga turut menampilkan Kesenian Irama Minang (KIM) yang menjadi daya tarik tersendiri dan menyebabkan tingginya antusiasme para perantau minang.

Turnamen IKM Golf Open ini juga turut menampilkan Kesenian Irama Minang (KIM) yang menjadi daya tarik tersendiri dan mendorong tingginya antusiasme para perantau Minang. KIM merupakan bentuk hiburan tradisional Minangkabau yang melibatkan permainan, musik, dan tarian.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon yang hadir di IKM Golf Open menyatakan dukungannya terhadap acara ini.

“Kita mendukung kegiatan-kegiatan yang dalam hal ini golf masuk ranahnya olahraga, tapi ada KIM-nya dan ada yang lain-lain yang pasti segala sesuatu tidak bisa dipisahkan dari budaya ini. Karena objek pemajuan kebudayaan itu banyak, termasuk KIM itu juga objek pemajuan kebudayaan, permainan tradisional, kemudian olahraga tradisional, dan lain-lain,” kata Menteri yang bergelar Datuak Bijo Dirajo Nan Kuniang.

Menurut Fadli Zon, KIM menjadi satu permainan yang menghibur, entertaining, tapi juga edukatif.

“Ada angka-angka, ada tahun-tahun. Dia dihubungkan dengan berbagai macam peristiwa, kegiatan, dan seterusnya. Ditambah lagi ada hadiahnya. Nah ini yang saya kira penting. Jadi permainan ini menjadi satu permainan yang saya kira sudah menjadi tradisi yang berkembang,” tambah Menteri yang juga menjadi Ketua Umum IKM.