DPP IKM Gelar Nobar Gratis Film “Menuju Pelaminan” di Plaza Senayan

Jakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minangkabau (DPP IKM) Andre Rosiade kembali menghadirkan kegiatan kebersamaan untuk para perantau Minang di Jakarta dan sekitarnya. Kali ini DPP IKM bekerja sama dengan Perum Produksi Film Negara (PFN) akan menggelar nonton bareng (nobar) gratis film “Menuju Pelaminan” pada Senin, 27 Oktober 2025 pukul 18.30 WIB di XXI Lantai 5, Plaza Senayan, Jakarta. Sebanyak 750 tiket gratis disediakan untuk dunsanak perantau Minang. Pendaftaran dibuka mulai hari ini dan ditutup pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Acara ini menjadi ajang silaturahmi dan hiburan bersama bagi masyarakat Minangkabau di perantauan. Ketua Umum DPP IKM Andre Rosiade menyampaikan bahwa kegiatan ini diadakan untuk mempererat hubungan kekeluargaan sesama perantau. “Melalui kegiatan seperti ini, kita ingin menghadirkan suasana akrab dan penuh kehangatan di antara sesama perantau Minang. Semoga acara ini menjadi wadah silaturahmi yang membawa semangat positif,” ujar Andre. Film Menuju Pelaminan sendiri mengisahkan perjalanan cinta Fajar Prawiro (Bhisma Mulia) dan Rahma Mineli (Maizura) yang harus menghadapi berbagai rintangan akibat perbedaan budaya kedua keluarga. Perjalanan darat sejauh 1.859 kilometer dari Yogyakarta ke Padang Pariaman, Sumatera Barat, menjadi inti cerita penuh konflik, tawa, dan keharuan. Disutradarai oleh Yuda Kurniawan, film ini dibintangi oleh Maizura, Bhisma Mulia, Cut Mini, Whani Darmawan, M. N. Qomaruddin, Dyah Mulani, Derry Oktami, Briliana Arfira, Joanna Dyah, Bambang Gundul, dan Susilo Nugroho. Acara nobar ini diharapkan menjadi momen kebersamaan dan kebanggaan tersendiri bagi perantau Minang yang berada di Jakarta dan sekitarnya. https://www.instagram.com/reel/DQHmVFIknfB/?igsh=eXR2OWl0Mm8yaWs1

IKM Pecahkan Rekor MURI Lewat Kegiatan Marandang Dunia di Tokyo

Tokyo – Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) di bawah kepemimpinan Ketua Umum Andre Rosiade resmi mencatatkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Organisasi ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori memasak rendang terbanyak di luar negeri melalui kegiatan Marandang Dunia yang digelar di Tokyo, Jepang. Acara berlangsung meriah di Yoyogi Park, Tokyo, pada Minggu (19/10/2025) sebagai bagian dari Indonesia–Japan Friendship Festival 2025. Sebanyak 200 kilogram daging rendang dimasak dalam satu kuali besar oleh pengurus IKM bersama perantau Minang dan masyarakat Indonesia di Jepang. Semua proses dilakukan menggunakan resep serta teknik tradisional Minangkabau. Rekor MURI untuk IKM di Negeri Sakura Piagam rekor MURI diserahkan langsung oleh Direktur Utama MURI, Aylawati Sarwono, kepada Ketua Umum IKM Andre Rosiade, didampingi istrinya Nurul Anastasia. Penyerahan dilakukan di panggung utama saat proses memasak masih berlangsung, yang diketahui memakan waktu hingga lebih dari delapan jam. Turut menyaksikan momen bersejarah tersebut Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Anggota DPR RI Himmatul Aliyah, dan Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo Maria Renata Hutagalung. Ketiganya menyampaikan apresiasi atas kiprah IKM yang terus mengangkat budaya dan kuliner Minangkabau di tingkat global. Andre Rosiade: Rendang, Simbol Gotong Royong dan Kebanggaan Bangsa Dalam sambutannya, Andre menyebut keberhasilan ini sebagai hasil kerja keras dan semangat gotong royong para perantau Minang di Jepang. Ia menegaskan bahwa rendang tidak hanya sekadar kuliner, melainkan juga simbol persatuan dan kebanggaan bangsa Indonesia. “Rendang sudah lama menjadi ikon kuliner Indonesia. Dari Tokyo, kita buktikan bahwa semangat dan cita rasa Minangkabau bisa menembus dunia,” ujar Andre. Andre menambahkan, kegiatan Marandang Dunia akan terus dilaksanakan di berbagai negara sebagai bagian dari promosi budaya Minangkabau. “Setelah Tokyo, tahun depan kami akan menggelar kegiatan serupa di Malaysia. Kami ingin rendang benar-benar menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia di dunia,” ujarnya. Ahmad Muzani Turut Mengaduk Rendang Salah satu momen menarik dalam kegiatan ini adalah ketika Ketua MPR RI Ahmad Muzani turun langsung mengaduk rendang di kuali besar. Mengenakan topi dan celemek hitam, Muzani bersama istrinya Himmatul Aliyah ikut membantu tim dapur yang dipimpin oleh Chef Dian Anugrah (Uda Dian Minangkabau Chef). Dengan santai, Muzani sempat bertanya, “Kapan rendangnya kira-kira matang?” yang disambut tawa peserta di sekitar dapur besar. Ia memuji semangat kebersamaan para perantau dan menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata persatuan di rantau. “Rendang bukan hanya makanan, tapi juga warisan yang mempererat kita sebagai bangsa,” kata Muzani. Natasha Rizki Ikut Meramaikan Dapur Marandang Kemeriahan semakin terasa dengan kehadiran aktris asal Minangkabau, Natasha Rizki, yang ikut mengaduk kuali raksasa bersama Andre dan Nurul Anastasia. Ia mengenakan celemek hitam dan tampak antusias mengikuti arahan Chef Dian di bawah tenda besar bertuliskan Pesona Minang: Minang Japang Baralek Gadang. Natasha menyampaikan rasa bangganya bisa terlibat dalam kegiatan yang membawa nama baik budaya Minangkabau di luar negeri. Kehadirannya menambah semangat peserta dan pengunjung yang memadati area festival. Diplomasi Budaya Lewat Rendang Wakil Dubes RI untuk Jepang, Maria Renata Hutagalung, mengapresiasi kegiatan ini sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia. “Marandang Dunia bukan hanya promosi kuliner, tapi juga upaya mempererat hubungan masyarakat Indonesia dan Jepang,” ujarnya. Acara juga menampilkan tari tradisional Minang, fashion show baju adat, serta silaturahmi perantau Minang dari berbagai kota di Jepang. Seluruh kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Pesona Minang: Minang Japang Baralek Gadang, yang digagas DPP IKM sebagai bentuk promosi budaya sekaligus mempererat tali persaudaraan perantau di negeri Sakura. Rendang, Cita Rasa dan Citra Bangsa Kegiatan Marandang Dunia di Tokyo tidak hanya mencetak rekor, tetapi juga menegaskan posisi rendang sebagai warisan kuliner yang mendunia. Melalui kegiatan ini, IKM menunjukkan komitmennya untuk terus memperkenalkan nilai-nilai budaya Minangkabau ke masyarakat internasional. Suasana hangat dan penuh tawa menutup kegiatan yang menjadi simbol kebanggaan perantau Minang di Jepang—bahwa di mana pun berada, semangat ranah dan rantau tetap menyatu dalam aroma rendang yang khas.

Sekjen DPP IKM, Braditi Moulevey Ditunjuk jadi Komisaris Semen Padang FC

PADANG – Struktur manajemen PT Kabau Sirah Semen Padang resmi mengalami perombakan menyusul keputusan sirkuler para pemegang saham yang ditetapkan pada 3 Oktober 2025. Dalam keputusan tersebut, nama Braditi Moulevey resmi masuk dalam jajaran Komisaris perusahaan hingga Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2030. Perusahaan ini merupakan badan pengelola Semen Padang FC, klub sepak bola kebanggaan masyarakat Sumatera Barat. Masuknya pria yang akrab disapa Levi itu dalam jajaran Komisaris menjadi sorotan, mengingat perannya yang selama ini cukup aktif dalam berbagai kegiatan dan inisiatif olahraga di daerah. Braditi Moulevey menyambut penunjukan ini dengan sikap rendah hati. Ia menegaskan bahwa jabatan Komisaris bukanlah ruang untuk menonjolkan diri, melainkan amanah untuk bekerja bersama. “Saya hanya ingin ikut berkontribusi sebisanya. Klub ini milik banyak orang, milik masyarakat Sumatera Barat. Peran saya kecil, tapi saya berharap bisa bermanfaat,” katanya, Jumat (17/10/2025). Ia juga menambahkan bahwa membangkitkan kembali kejayaan Semen Padang FC tidak bisa dilakukan secara individual. “Diperlukan semangat kebersamaan dari berbagai pihak, baik manajemen, pemain, suporter, maupun masyarakat luas agar klub bisa kembali disegani,” katanya. “Yang penting kita jaga semangat kebersamaan. Tidak ada satu orang pun yang bisa membangun klub ini sendirian. Semuanya harus bergerak bersama,” sambung Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. Lebih jauh, Levi menegaskan bahwa Semen Padang FC bukan sekadar klub sepak bola, melainkan simbol kebanggaan Ranah Minang. “Semen Padang FC itu merupakan klub kebanggaan Ranah Minang. Seluruh masyarakat Ranah Minang, di manapun mereka berada, sangat menunggu-nunggu kebangkitan dan mencintai klub ini,” katanya. Selain soal kebanggaan, ia juga menyampaikan harapannya terhadap arah klub ke depan. Dirinya optimis bahwa dengan komposisi manajemen dan pelatih baru, Semen Padang FC mampu tampil lebih kompetitif di level tertinggi sepak bola nasional. “Kita tentu berharap dengan manajemen yang semakin solid dan pelatih baru, Semen Padang FC bisa terus bertarung dan memberikan yang terbaik di Liga 1. Harapan kita semua sama, yakni melihat Kabau Sirah kembali disegani,” ujarnya. Braditi Moulevey juga menekankan pentingnya dukungan seluruh masyarakat Minang, baik yang berada di Ranah maupun di Rantau. Dukungan moril, semangat, serta rasa memiliki dari masyarakat diyakini dapat menjadi energi besar bagi klub untuk terus berkembang. “Semen Padang FC tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan orang Minang di manapun berada sangat berarti. Ini bukan hanya tentang sepak bola, tapi tentang harga diri dan kebanggaan kita bersama,” ujarnya dengan tegas. Langkah restrukturisasi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat fondasi pengelolaan klub secara lebih profesional dan terbuka. Dalam struktur baru, Braditi Moulevey akan berperan mengawasi arah kebijakan perusahaan agar sejalan dengan visi jangka panjang pengembangan klub menjadi klub sepak bola yang profesional. Selain Braditi Moulevey, jajaran Komisaris dan Direksi PT Kabau Sirah Semen Padang kini terdiri dari Ilham Aldelano Azre sebagai Komisaris Utama, Erick Reza Alandri sebagai Komisaris, Hermawan Ardiyanto sebagai Direktur Utama, dan Akhmayanda Nasution sebagai Direktur Operasional. (*)

Sekjen DPP IKM, Braditi Moulevey Rajo Mudo Dampingi Andre Rosiade Salurkan Bantuan untuk Perantau Minang di Wamena

JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, mendampingi Ketua Umum DPP IKM, Andre Rosiade dalam kunjungan ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Kunjungan ini ditujukan untuk menemui para perantau Minang yang terdampak insiden di Yalimo beberapa waktu lalu. Braditi Moulevey menegaskan, kehadiran IKM bukan hanya soal menyalurkan bantuan, tetapi juga bentuk dukungan moral bagi keluarga Minang yang kini menghadapi masa sulit. “Kami ingin saudara kita di tanah Papua tahu bahwa mereka tidak sendirian. Persatuan adalah kekuatan utama orang Minang di manapun berada,” ujarnya, Sabtu (27/9/2025). Ia menambahkan, bantuan yang dibawa diharapkan bisa meringankan beban kebutuhan harian. Namun lebih dari itu, pria yang akrab disapa Levi itu mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan. “Hindari konflik yang bisa merugikan banyak pihak. Mari kita jaga kebersamaan, karena orang Minang harus mampu menjadi teladan hidup berdampingan di rantau,” katanya. Meski DPP IKM tengah memfinalisasikan struktur kepengurusan, Moulevey mengatakan bahwa kegiatan tersebut tak menghalangi organisasi perantau tersebut memberikan perhatian dan kepedulian kepada masyarakat serta Perantau Minang di manapun berada. “Walaupun saat ini DPP IKM tengah memfinalisasikan susunan kepengurusan, tapi tidak menghalangi Ketua Umum dan beberapa pengurus yang telah terpilih untuk bekerja membantu masyarakat dan Perantau Minang di manapun berada,” katanya. Terpisah, Ketua Umum DPP IKM, Andre Rosiade, menilai kondisi para perantau Minang di Yalimo cukup memprihatinkan. Situasi keamanan yang belum stabil membuat banyak di antara mereka harus meninggalkan usaha dan rumah demi mencari tempat yang lebih aman di Wamena. “Kami hadir bukan sekadar membawa bantuan materi, tetapi juga memberikan semangat. Dimanapun orang Minang berada, kita adalah satu keluarga yang harus saling menguatkan,” kata Andre, yang juga Wakil Ketua Komisi VI DPR RI. Andre menegaskan bahwa IKM selalu tanggap terhadap kondisi sosial yang menimpa perantau. Ia mengingatkan bahwa pada 2019 lalu dirinya juga sempat mengunjungi Papua untuk menemui korban kerusuhan di Wamena. “Inilah bukti bahwa IKM konsisten hadir untuk ranah dan rantau,” ucapnya. Selain di Papua, Andre dan jajaran IKM juga menyiapkan bantuan bagi perantau Minang di Bali yang terdampak banjir. Menurutnya, langkah ini adalah wujud kepedulian tanpa batas wilayah, karena nilai kebersamaan Minang berlaku di mana saja. Sebelumnya, Ketua DPW IKM Papua, Zulhendri Sikumbang, memberikan klarifikasi terkait isu yang menyudutkan perantau Minang dalam kerusuhan Yalimo. Ia menegaskan warga Minangkabau tidak terlibat dan justru menjadi korban. “Kami mengutuk keras narasi rasis yang beredar, apalagi unggahan di media sosial yang menyudutkan orang Minang,” katanya. Zulhendri menyoroti beredarnya postingan akun Rumah Berkat Online yang menuding pelajar asal Minang sebagai pemicu kerusuhan. Menurutnya, informasi tersebut provokatif dan memperkeruh suasana. Ia mendesak aparat menindak tegas penyebar isu hoaks yang berpotensi memicu konflik antar kelompok. “Orang Minang di Papua selalu menjunjung tinggi falsafah dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kami hidup rukun dengan semua masyarakat di sini. Karena itu, kami mengajak semua pihak untuk tidak terprovokasi dan lebih mengutamakan perdamaian,” tutup Zulhendri. (*)

Sekjen DPP IKM, Braditi Moulevey Rajo Mudo Soroti Konten Kreator Minang yang Gunakan Bahasa Kasar di Media Sosial

JAKARTA – Fenomena konten kreator atau influencer asal Ranah Minang yang menggunakan bahasa kasar dalam siaran langsung maupun unggahan di media sosial (medsos) belakangan ini menjadi sorotan. Tidak hanya masyarakat di Sumatera Barat (Sumbar), tetapi juga perantau Minang yang memantau dari jauh. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, menyayangkan tren yang dinilai merusak citra Minangkabau sebagai masyarakat yang dikenal santun, beradat, dan menjunjung tinggi falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK). “Banyak konten kreator dari Ranah Minang yang menggunakan bahasa tidak pantas, bahkan kasar, di dalam konten maupun siaran langsung mereka. Padahal, masyarakat Minang itu selalu mengedepankan komunikasi yang baik dan berpegang pada falsafah ABS-SBK,” kata Moulevey. Moulevey menilai, konten dengan bahasa kasar dan tidak elok seharusnya menjadi kegelisahan bersama. Media sosial saat ini bukan lagi ruang privat, melainkan konsumsi publik yang ditonton lintas generasi, termasuk anak-anak dan remaja. “Seharusnya mereka malu. Bagaimana anak kemenakan, bahkan ninik mamaknya, melihat tayangan seperti itu? Tentu tidak elok dilihat dan didengar. Apalagi, Minang itu punya norma dan sopan santun yang sudah turun-temurun,” ujarnya. Menurutnya, masyarakat Minang sudah lama dikenal sebagai kelompok yang menjunjung tinggi nilai moral, tata krama, serta adat yang menempatkan kata-kata sebagai cerminan harga diri. Saat bahasa yang kasar menjadi konsumsi publik, maka citra tersebut akan luntur. Perubahan pola komunikasi di era digital memang memberi peluang baru bagi siapa saja untuk menjadi “penyiar” di dunia maya. Namun, tanpa kesadaran etika, ruang ini bisa melahirkan perilaku yang merugikan. Moulevey menekankan, kebebasan berpendapat tidak bisa diartikan sebebas-bebasnya. Ada tanggung jawab sosial, terlebih bagi mereka yang membawa identitas Minangkabau. “Kita tidak anti pada kreativitas atau kebebasan berekspresi. Tapi ekspresi itu harus sesuai dengan norma dan nilai budaya kita. Jangan sampai demi popularitas, malah melupakan marwah Minangkabau,” tegasnya. Sebagai bagian dari perantau Minang, Moulevey menegaskan bahwa komunitas perantau juga ikut memantau konten yang diproduksi oleh kreator asal Sumatera Barat. Ia menyebut, banyak laporan atau pembicaraan yang masuk mengenai fenomena ini, baik di media sosial maupun forum perantau. “Kami sebagai perantau juga merasa punya tanggung jawab moral. Ranah Minang itu bukan hanya milik orang yang tinggal di kampung halaman, tapi juga milik kami di rantau. Kalau citra itu rusak, tentu kami juga ikut merasakan dampaknya,” ujarnya. Fenomena ini, kata Moulevey, menjadi tantangan bagi generasi muda Minang untuk tetap memegang jati diri. Dunia digital boleh saja dimanfaatkan untuk berkarya, berdiskusi, dan membangun jejaring, tetapi tetap harus dalam koridor yang menghormati nilai budaya. “Generasi muda Minang seharusnya tampil sebagai contoh. Jangan sampai kebebasan yang dimanfaatkan di media sosial justru jadi bumerang bagi diri sendiri dan masyarakat,” ujarnya. Ia mengingatkan, adat dan budaya Minang sudah memberikan rambu-rambu yang jelas tentang bagaimana berbicara, bergaul, dan menempatkan diri di tengah masyarakat. Nilai-nilai itu, menurutnya, relevan dengan era apa pun, termasuk di dunia digital. Moulevey berharap, kritik ini bisa menjadi bahan introspeksi bagi para kreator konten di Ranah Minang. Ia mengajak agar setiap karya digital bukan sekadar mencari sensasi, tetapi juga membawa manfaat. “Masyarakat Minang itu terkenal dengan kesopansantunan dan norma yang baik. Kami tidak ingin marwah itu hilang hanya karena ulah segelintir orang yang ingin populer dengan cara instan,” katanya. Lebih jauh, ia menekankan pentingnya membangun ekosistem media sosial yang sehat. Konten yang lahir dari Ranah Minang seharusnya mampu mencerminkan kecerdasan, kebijaksanaan, dan kekayaan budaya. Fenomena bahasa kasar di media sosial seharusnya tidak hanya dilihat sebagai masalah, tetapi juga peluang untuk memperkuat literasi digital. Dengan edukasi, para kreator konten bisa diarahkan agar lebih bijak menggunakan bahasa dan mengemas pesan. Moulevey mengingatkan, kebiasaan berbahasa adalah cermin karakter. “Kalau kita sudah terbiasa kasar di media sosial, lama-lama itu terbawa ke kehidupan nyata. Ini bahaya. Kita tidak ingin generasi kita tumbuh tanpa sopan santun,” ujarnya. Ia menilai, media sosial juga bisa menjadi sarana refleksi. Kreator konten dapat mengubah gaya berkomunikasi menjadi lebih santun, tanpa kehilangan daya tarik. Popularitas bisa lahir dari kualitas, bukan semata-mata sensasi. Pada akhirnya, Moulevey menegaskan, kritik yang ia sampaikan bukan untuk menjatuhkan, melainkan untuk mengingatkan. Sebagai perantau Minang, ia merasa perlu menyuarakan kegelisahan ini agar menjadi perhatian bersama. “Kalau ada konten yang tidak pantas, jangan hanya ditonton. Mari kita beri masukan. Mari kita arahkan supaya lebih baik. Karena Ranah Minang itu milik kita bersama, dan marwahnya harus dijaga bersama,” katanya. Moulevey percaya, dengan kesadaran bersama, masyarakat Minang baik di ranah maupun di rantau mampu menjaga identitasnya di tengah derasnya arus digitalisasi. Kreativitas dan sopan santun, katanya, bisa berjalan beriringan. (*)

DPP IKM Salurkan Santunan untuk Pasien Minang di RS Jantung Harapan Kita dan Rumah Singgah Yayasan PEDEDE Palanta Raso

Jakarta, 11 September 2025 – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minangkabau (DPP IKM) menunjukkan kepedulian nyata terhadap masyarakat Minang di rantau dengan membesuk dan memberikan santunan kepada pasien yang tengah berjuang melawan penyakit jantung. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum DPP IKM H. Andre Rosiade didampingi Sekretaris Jenderal DPP IKM Braditi Moulevey, perwakilan pengurus DPP IKM dan DPW IKM DKI Jakarta mengunjungi tujuh pasien Minang, salah satunya berasal dari Pesisir Selatan, yang anaknya sedang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Selain itu, rombongan DPP IKM juga membesuk enam pasien lainnya yang berada di Rumah Singgah Yayasan PEDEDE Palanta Raso. Sebagai bentuk dukungan, DPP IKM menyerahkan santunan sebesar Rp10 juta kepada pasien di IGD Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Rp5 juta untuk masing-masing pasien di Rumah Singgah Yayasan PEDEDE Palanta Raso. Total santunan yang diberikan mencapai Rp40 juta. “Ini merupakan komitmen dan kepedulian kami dari DPP IKM terhadap masyarakat Minang khususnya di rantau. Semoga santunan ini bermanfaat dan para pasien segera diberi kesembuhan oleh Allah SWT,” ujar Ketua Umum DPP IKM, H. Andre Rosiade.

Perantau Minang Bangga Aksi Damai di Padang Berjalan Tertib

JAKARTA – Perantau Minang yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, memberikan pandangan mendalam atas aksi damai yang digelar ribuan massa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Barat (DPRD Sumbar) pada Senin (1/9/2025). Bagi Braditi, peristiwa itu bukan hanya demonstrasi biasa. Ia menyebutnya sebagai cermin adab orang Minang yang menunjukkan bahwa aspirasi bisa disampaikan dengan santun, tertib, dan penuh martabat. Braditi menekankan bahwa aksi damai yang berlangsung hingga sore hari tanpa ricuh adalah gambaran nyata warisan nilai budaya Minangkabau. “Orang Minang diajarkan untuk berkata tegas bila ada yang salah, tetapi keras itu harus tetap dengan adab. Itu yang membedakan kita,” ujarnya, Selasa (2/9/2025). Menurutnya, ribuan mahasiswa, masyarakat, dan pengemudi ojek daring yang bersatu dalam satu barisan berhasil menunjukkan wajah demokrasi yang menyejukkan. “Mereka pulang dengan tertib, meninggalkan pesan, bukan kerusakan,” katanya. Ia menilai, tuntutan yang disuarakan massa memiliki bobot penting, seperti pembenahan keanggotaan DPR, pengesahan RUU Perampasan Aset, reformasi total Polri, hingga transparansi dalam kasus kematian Affan Kurniawan. “Itu bukan sekadar teriakan di jalan. Itu suara rakyat yang menginginkan keadilan. Anak-anak muda kita sudah paham, demokrasi bukan hanya soal hak, tapi juga soal tanggung jawab untuk memperbaiki bangsa,” katanya. Braditi Moulevey mengingatkan bahwa kritik tidak harus menyinggung pribadi, apalagi memicu kekerasan. “Kita boleh lantang menolak kebijakan yang keliru, tapi jangan sampai lantang itu berubah jadi kebencian pada sesama,” tegasnya. Ia menilai aksi di Padang adalah bukti nyata bahwa kritik bisa membangun. “Kalau semua daerah bisa mencontoh Sumbar hari ini, maka demokrasi kita akan lebih sehat,” tambahnya. Pesan untuk Pemerintah Sekjen IKM itu juga memberi catatan penting bagi DPRD dan pemerintah daerah. Menurutnya, menandatangani tuntutan massa bukanlah akhir, melainkan awal tanggung jawab. “Janji untuk mengawal aspirasi harus benar-benar dibuktikan. Kalau rakyat dikhianati, kepercayaan yang runtuh akan sulit dipulihkan. Orang Minang itu kritis, sekali dikecewakan, mereka akan ingat lama,” katanya. Dirinya berharap pemerintah pusat turut mendengar. “Aspirasi dari Padang ini adalah suara Indonesia juga. Jangan hanya didengar, tapi wujudkan dalam kebijakan,” ujarnya. Sebagai seorang perantau, Moulevey mengaku memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menyuarakan pandangan. Ia menyebut banyak perantau Minang di dalam dan luar negeri yang memantau aksi unjuk rasa di Ranah atau kampung halaman. “Kami di rantau ikut merasa memiliki kampung halaman. Apa yang terjadi di Padang mencerminkan siapa kami di mata orang luar. Karena itu, aksi damai ini sangat membanggakan,” ucapnya. Menurutnya, perantau bukan hanya pencari nafkah, melainkan juga penjaga nama baik. “Kalau di kampung halaman kita rusuh, maka citra Minang di rantau ikut tercoreng. Tapi hari ini, kita buktikan Minang itu santun,” ujarnya. Kasus Affan Jadi Luka Bersama Di antara tuntutan, kasus kematian Affan Kurniawan mendapat sorotan khusus. Braditi menilai kasus ini harus diusut tuntas. “Affan adalah simbol rakyat kecil yang sering kali jadi korban. Kalau tidak ada transparansi, luka ini akan semakin dalam. Kita menuntut keadilan bukan untuk Affan saja, tapi untuk seluruh rakyat,” katanya. Ia mendukung penuh desakan massa agar aparat membuka fakta sebenarnya. “Jangan biarkan kasus ini ditutup rapat. Kalau hukum hanya tajam ke bawah, maka hilanglah kepercayaan rakyat,” tegasnya. Pria yang akrab disapa Levi itu juga mengingatkan bahaya media sosial yang sering kali menggiring opini tanpa adab. “Di dunia maya, orang mudah marah, mudah memaki, tanpa memikirkan adab. Itu bertolak belakang dengan nilai Minang,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya menjaga prinsip adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. “Kalau itu kita pegang, maka demokrasi akan tetap berlandaskan moral dan agama, bukan sekadar kebebasan kosong,” katanya. Pasca aksi damai di Padang, ia melihat ada harapan baru untuk Indonesia. “Dari aranah Minang kita diajarkan, kritik bisa dilakukan tanpa merusak. Inilah modal sosial yang harus dijaga,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa demokrasi tidak boleh berhenti pada demonstrasi. “Setelah aksi, tugas kita adalah mengawal. Setelah kritik, tugas kita adalah membangun. Itulah makna demokrasi yang sebenarnya,” katanya. Ia mengatakan, orang Minang tidak pernah takut bersuara, tapi suara itu selalu dibalut dengan adab. “Inilah yang harus kita jaga bersama. Dari Sumbar untuk Indonesia, kita ajarkan demokrasi yang bermartabat,” pungkasnya. (*)

Sekjen DPP IKM Imbau Perantau Minang Tahan Diri usai Korban Jiwa Demo DPR, Minta Polisi Transparan

JAKARTA – Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (Sekjen DPP IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Kamis (28/8/2025). “Kami berduka atas jatuhnya korban dalam demo di DPR RI. Kami berharap seluruh Perantau Minang di manapun berada bisa menahan diri dan tidak memperkeruh keadaan,” ujar Braditi dalam keterangan resminya. Braditi menegaskan bahwa unjuk rasa merupakan hak konstitusional setiap warga negara. Namun ia mengingatkan, demonstrasi harus dilakukan dengan tertib, mematuhi aturan, dan tidak menimbulkan kerusuhan. Aspirasi sebaiknya disalurkan melalui mekanisme resmi agar tercipta suasana kondusif. Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya Perantau Minang, untuk tidak mudah terprovokasi serta lebih berhati-hati terhadap berita bohong (hoaks).“Selidiki dulu informasinya, lakukan tabayyun sebelum menyebarkan kabar. Jangan sampai kita ikut menyebar hoaks yang bisa memecah belah bangsa,” tambahnya. Dalam kesempatan itu, Braditi menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga Almarhum Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online yang meninggal dunia usai diduga terlindas mobil lapis baja Brimob. Affan diketahui bukan peserta aksi, melainkan sedang mengantarkan pesanan pelanggan ketika insiden terjadi. “Harapan kami, kejadian seperti ini tidak terulang. Kasusnya harus dievaluasi, pelaku ditindak tegas, dan proses hukum dilakukan secara transparan. Tidak boleh ada yang ditutupi, apalagi korban bukan demonstran, tetapi warga yang sedang bekerja,” tegasnya. Braditi menekankan pentingnya evaluasi aparat dalam pengamanan aksi agar tidak menimbulkan korban di luar peserta demonstrasi. Ia mendorong kepolisian membuka kasus ini secara terang di hadapan publik agar kepercayaan masyarakat terhadap hukum tetap terjaga. “Mari kita semua menahan diri. Semoga tidak ada lagi korban berikutnya dan kondisi bangsa ini bisa dilalui dengan baik,” tutupnya.

Sekjen DPP IKM, Braditi Moulevey Rajo Mudo: Jangan Tunggu Korban Jatuh Lagi di Perlintasan Kereta Api

Padang – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, menyampaikan ucapan duka cita mendalam kepada keluarga korban kecelakaan tragis yang terjadi di perlintasan sebidang kereta api Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Kamis (21/8/2025) siang. Peristiwa memilukan itu merenggut nyawa dua siswi SMA Negeri 10 Padang, yakni Nabila Khairunisa, putri dari Kapolres Solok Kota, AKBP Mas’ud Ahmad dan sahabatnya, Alya Azzura. Tragedi tersebut terjadi ketika sebuah mobil Honda Brio bernomor polisi F 1150 FAO yang dikemudikan siswi kelas XI, Jihan Putri Soan, tertabrak kereta api Minangkabau Ekspres jurusan Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Mobil yang ditumpangi tujuh pelajar itu terseret sejauh sekitar 10 meter sebelum terhenti. Seluruh penumpang dievakuasi ke RS Yos Sudarso, Padang. Dua korban dinyatakan meninggal dunia, sementara lima lainnya mengalami luka-luka dengan kondisi berbeda. Kejadian ini mengguncang hati masyarakat Sumatera Barat (Sumbar). Rasa kehilangan begitu terasa, terutama karena korban merupakan pelajar-pelajar muda yang tengah menempuh pendidikan. Lebih dari itu, wafatnya Nabila Khairunisa menjadi pukulan berat bagi keluarga besar kepolisian, khususnya Kapolres Solok Kota, AKBP Mas’ud Ahmad. Duka yang sama dan pukulan telak juga dirasakan oleh keluarga dari rekan Nabilla, Alya Azzura yang ikut wafat dalam kejadian tersebut. Belasungkawa Perantau Minang Menurut Moulevey, tragedi ini bukan hanya musibah bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga duka kolektif bagi masyarakat Minang. “Kami atas nama perantau Minang dan keluarga besar DPP IKM menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas berpulangnya ananda Nabila Khairunisa, putri tercinta dari Kapolres Solok Kota, beserta rekannya, Alya Azzura. Kepergian mereka adalah luka mendalam yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Minangkabau. Semoga keluarga diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi cobaan ini,” ujar Braditi Moulevey, Kamis (21/8/2025) malam. Moulevey menegaskan bahwa kehilangan generasi muda adalah kehilangan masa depan. Ia menyebut, kedua korban adalah aset bangsa yang semestinya tumbuh menjadi penerus dan kebanggaan keluarga. “Anak-anak kita adalah generasi harapan. Kehilangan mereka di usia belia bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga kehilangan besar bagi bangsa ini,” imbuhnya. Selain menyampaikan belasungkawa, Braditi Moulevey juga menekankan perlunya langkah konkret dari instansi terkait. Ia mendesak pemerintah daerah bersama PT KAI dan pihak berwenang lainnya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan di perlintasan sebidang. “Kita tidak boleh lagi menunggu korban jatuh. Harus ada pembenahan total, mulai dari pengawasan, perbaikan infrastruktur, hingga penutupan perlintasan liar yang rawan kecelakaan. Setiap nyawa terlalu berharga untuk dibiarkan hilang sia-sia karena kelalaian sistem,” tegasnya. Menurutnya, tragedi di perlintasan kereta api bukan kali pertama terjadi di Sumbar maupun daerah lain di Indonesia. Meski sudah ada aturan yang mengatur kewajiban mendahulukan perjalanan kereta, praktik di lapangan kerap menghadapi tantangan. “Keselamatan tidak bisa hanya berhenti pada imbauan. Perlu langkah nyata dan kerja sama lintas instansi. Pemerintah, PT KAI, aparat, dan masyarakat harus sama-sama serius agar duka seperti ini tidak lagi terulang,” ucapnya. Pernyataan PT KAI PT KAI Divre II Sumbar dalam rilis resminya turut menyampaikan duka cita kepada keluarga korban. Kepala Humas PT KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menegaskan bahwa kecelakaan di perlintasan sebidang sebagian besar disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan. Ia mengingatkan agar masyarakat mematuhi aturan lalu lintas dan mengutamakan perjalanan kereta api sebagaimana diatur dalam undang-undang. Namun, Braditi Moulevey menilai, pernyataan tersebut harus dibarengi dengan langkah strategis yang lebih menyentuh akar persoalan. Menurutnya, masih banyak perlintasan tanpa palang pintu atau penjaga yang berpotensi menimbulkan bahaya. “Kita berharap tragedi ini menjadi momentum untuk perubahan nyata. Jangan sampai setiap tahun kita hanya mendengar kabar duka tanpa ada perbaikan berarti,” ujarnya. Duka akibat tragedi ini terasa semakin mendalam karena korban adalah pelajar yang sedang menapaki masa depan. Suasana haru menyelimuti rumah duka dan sekolah korban, SMA Negeri 10 Padang. Guru, sahabat, hingga pejabat setempat menyampaikan belasungkawa, menandai betapa besar kehilangan yang dirasakan banyak pihak. Bagi masyarakat Minang di rantau, tragedi ini juga menimbulkan luka mendalam. Braditi Moulevey menyebut, semangat kebersamaan dan solidaritas Minangkabau harus menjadi penguat bagi keluarga korban. “Kami, para perantau, merasa terpanggil untuk ikut berduka. Insya Allah doa terbaik selalu kami kirimkan untuk almarhumah. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, dan semoga musibah ini menjadi pelajaran berharga agar lebih banyak nyawa terselamatkan di masa depan,” tuturnya. (*)

Silaturahmi Hangat Sekjen DPP IKM dengan Wagub Sumbar, Bahas Masa Depan Pembangunan Sumbar

DPP IKM – Pertemuan penuh kehangatan terjadi antara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM), Braditi Moulevey Rajo Mudo, dengan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, di Kota Padang, baru-baru ini. Meski berawal sebagai temu kangen dua sahabat lama, momen tersebut berkembang menjadi ruang silaturahmi yang sarat kekeluargaan sekaligus ajang membicarakan peluang kolaborasi antara perantau dan pemerintah daerah demi kemajuan Sumatera Barat. Braditi Moulevey mengungkapkan, dirinya dan Vasko Ruseimy telah lama bersahabat sejak sama-sama berkiprah di Jakarta. Kini keduanya dipertemukan kembali dalam peran berbeda: Vasko sebagai Wakil Gubernur Sumbar mendampingi Gubernur Mahyeldi, sementara Braditi dipercaya mengemban amanah sebagai Sekjen DPP IKM. “Pertemuan ini adalah silaturahim antara sahabat lama. Tentunya ke depan ada ruang besar untuk kolaborasi antara perantau dengan pemerintah daerah,” ujar Braditi, Rabu (20/8/2025). Dalam kesempatan tersebut, Braditi menyampaikan pesan penting dari perantau Minang, yakni perlunya sinergi nyata antara Pemprov Sumbar dengan IKM dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, hingga budaya. Ia menekankan, pembangunan Sumbar tidak boleh hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga pada penguatan sumber daya manusia (SDM). “Pesan kami dari perantau, pembangunan Sumbar jangan hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pada manusianya. Kita berharap kepemimpinan Mahyeldi–Vasko mampu membawa Sumbar keluar dari zona kemiskinan, meningkatkan kualitas SDM, dan memajukan masyarakat,” tegasnya. Pertemuan berlangsung hangat dan cair, jauh dari kesan formal. Keduanya berbincang santai namun mendalam tentang kondisi Sumbar serta tantangan ke depan. Braditi menilai, hadirnya Vasko sebagai pemimpin muda di Sumbar memberi harapan baru bagi masyarakat. “Momentum ini lebih dari sekadar nostalgia sahabat lama. Ini adalah komitmen bersama untuk membawa Sumbar ke arah yang lebih baik,” katanya. Sebagai representasi suara perantau, Braditi menitipkan aspirasi agar pemerintah daerah semakin terbuka membangun kolaborasi dengan diaspora Minang. Menurutnya, Sumbar memiliki peluang besar keluar dari persoalan klasik apabila pemerintah berani membuka ruang kerja sama lebih luas dengan berbagai pihak, termasuk perantau Minang di seluruh dunia. “Perantau Minang selalu punya rasa tanggung jawab moral terhadap kampung halaman. Kami berharap kepemimpinan Mahyeldi–Vasko mampu meningkatkan pembangunan, baik di bidang ekonomi, pendidikan, maupun budaya,” ungkapnya. Pertemuan singkat itu menjadi bukti bahwa persahabatan dan silaturahmi dapat membuka pintu bagi lahirnya kerja sama konkret. Antara pemerintah daerah dan para perantau, ada tujuan besar yang sama: memajukan Ranah Minang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

DPW
0
DPD
0 +
ANGGOTA
0 K
MINANGKABAU
0 %

DPP IKM

- DAFTAR JADI ANGGOTA

- IKM LUAR NEGERI

- DPW IKM SE INDONESIA

- DPD IKM SE INDONESIA

OFFICE :Jl. Mulawarman No.7, RT.5/RW.2, Selong, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110

Dikelola oleh Bidang Teknologi Informasi, Media Sosial dan Komunikasi Masyarakat
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minangkabau